Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Inggris David Cameron sepakat untuk menjadikan hubungan antara kedua negara “lebih efesien dan kuat.”
Kedua pemimpin, yang sebelumnya hanya melakukan pembicaraan-pembicaraan melalui telepon, bertemu secara pribadi untuk pertama kalinya di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G-8 di Kanada.
“Kami membahas segala sesuatu dalam rangka G-8 dan G-20, namun yang lebih penting kami bicarakan hubungan bilateral kami dan menyepakati bahwa hubungan tersebut memerlukan penyesuaian,” kata pemimpin Rusia itu.
“Kami memutuskan akan menjadikan hubungan kami makin efisien dan kokoh. Saya berharap bahwa kontak-kontak kami akan menghasilkan kerja sama erat. Kami siap melakukan kerja sama seperti itu dengan penuh kepastian, dan sangat bermanfaat,” katanya menambahkan.
Cameron, yang mengambil alih kekuasaan pada 11 Mei, mengatakan pertemuan itu akan memberikan “peluang nyata yang menempatkan hubungan bilateral pada pijakan baru, yang berupaya untuk kerja keras melalui berbagai masalah yang kami sepakati.”
Dia mengatakan mereka membahas berbagai persoalan ekonomi, termasuk konsekuensi-konsekuensi resesi keuangan global, di samping situasi di Timur Tengah dan Iran.
Perdana Menteri Inggris juga mengatakan bahwa dia akan mengikuti akun Twitter Medvedev.
Hubungan-hubungan antara Rusia dan Inggris terkendala oleh berbagai sengketa, termasuk kontroversi kematian mantan petugas KGB Alexander Litvinenko di London pada 2006, desakan Rusia terhadap Dewan Inggris dan kecaman-kecaman Inggris terhadap Moskow, setelah konflik militer Rusia-Georgia pada Agustus 2008.
Menteri Luar Negeri William Hague mengatakan Mei lalu, bahwa pemerintah baru Inggris mencanangkan “upaya besar” untuk memperbaiki hubungan-hubungan dengan Rusia dan mengharapkan Moskow juga melakukan hal yang sama.
Pada awal Mei, pembantu kepresidenan Rusia, Sergei Prikhodko menyatakan harapan bahwa hubungan-hubungan antara kedua negara akan membaik, setelah pemerintah koalisi baru Konservatif-Demokrat Liberal tampil berkuasa.
sumber : kaskusnews.us
“Kami membahas segala sesuatu dalam rangka G-8 dan G-20, namun yang lebih penting kami bicarakan hubungan bilateral kami dan menyepakati bahwa hubungan tersebut memerlukan penyesuaian,” kata pemimpin Rusia itu.
“Kami memutuskan akan menjadikan hubungan kami makin efisien dan kokoh. Saya berharap bahwa kontak-kontak kami akan menghasilkan kerja sama erat. Kami siap melakukan kerja sama seperti itu dengan penuh kepastian, dan sangat bermanfaat,” katanya menambahkan.
Cameron, yang mengambil alih kekuasaan pada 11 Mei, mengatakan pertemuan itu akan memberikan “peluang nyata yang menempatkan hubungan bilateral pada pijakan baru, yang berupaya untuk kerja keras melalui berbagai masalah yang kami sepakati.”
Dia mengatakan mereka membahas berbagai persoalan ekonomi, termasuk konsekuensi-konsekuensi resesi keuangan global, di samping situasi di Timur Tengah dan Iran.
Perdana Menteri Inggris juga mengatakan bahwa dia akan mengikuti akun Twitter Medvedev.
Hubungan-hubungan antara Rusia dan Inggris terkendala oleh berbagai sengketa, termasuk kontroversi kematian mantan petugas KGB Alexander Litvinenko di London pada 2006, desakan Rusia terhadap Dewan Inggris dan kecaman-kecaman Inggris terhadap Moskow, setelah konflik militer Rusia-Georgia pada Agustus 2008.
Menteri Luar Negeri William Hague mengatakan Mei lalu, bahwa pemerintah baru Inggris mencanangkan “upaya besar” untuk memperbaiki hubungan-hubungan dengan Rusia dan mengharapkan Moskow juga melakukan hal yang sama.
Pada awal Mei, pembantu kepresidenan Rusia, Sergei Prikhodko menyatakan harapan bahwa hubungan-hubungan antara kedua negara akan membaik, setelah pemerintah koalisi baru Konservatif-Demokrat Liberal tampil berkuasa.
sumber : kaskusnews.us
0 komeentaar:
Posting Komentar